Memperbaiki Hati

Tafakur

“Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa dan harta benda kamu, tetapi Allah memandang hati dan amal kamu” (HR. Muslim).

Bila mau jujur, umumnya kebanyakan waktu hidup manusia digunakan untuk memperbagus rupa dan meningkatkan jumlah harta. Sedangkan untuk memperbaiki hati, bisa dikatakan sedikit orang yang mau menyediakan waktu banyak. Padahal hati seseorang adalah bagian utama yang dipandang Allah. Keadaan ini menunjukkan adanya disorientasi atau ketidaklurusan hidup kita.

Buktinya memang demikian. Cermatilah bagaimana giatnya orang-orang berjuang siang dan malam memperebutkan harta. Bahkan, demi mewujudkan hawa nafsu memperbanyak harta benda, hati nurani dikorbankan. Hak orang lain dimakan. Keadilan yang diperintahkan Allah untuk dijalankan, diabaikan.

Demikian juga untuk memperindah wajah. Banyak uang dan waktu rela dikorbankan. Kalau perlu, ke luar negeri pun ditempuh demi memuaskan diri dalam mengutak-atik wajah.

Hanya orang-orang yang menerima ketentuan Allah dan mencari ridha Allah, yang lebih mengutamakan usaha memperbaiki hati. Semoga kita mau mengikuti jalan yang ditempuh orang-orang ang berbuat demikian.