“Laksanakanlah shalat untuk zikir kepada Ku” (QS. Thaha: 14).
Suatu ibadah, seperti shalat, berpeluang sia sia dilakukan. Dalam suatu hadits disebutkan, banyak orang yang shalatnya hanya memperoleh rasa letih dan payah. Hal ini terjadi karena tak menghadirkan hati saat mengerjakan ibadah wajib tersebut.
Absennya hati dalam shalat karena pikiran melayang jauh kepada hal hal duniawi selain Allah. Sehingga tak jarang, pikiran mengingat ingat dan mengali ngali keuntungan yang akan diperoleh saat bacaan bacaan diucapkan dengan mulut. Akibatnya, tidak hadir kekusyukan. Padahal khusyuk termasuk di antara syarat diterimanya shalat.
Bahkan dalam Alquran disebutkan, Allah menyuruh kita shalat untuk mengingatNya. Seharusnya memang demikian dilakukan. Penuh penghayatan dan sungguh sungguh menfokuskan pikiran dan hati. Apalagi dalam melaksanakan shalat, kita mengucapkan sejumlah janji dan doa kepada Allah. Dan Allah tahu tentang isi hati dan pikiran kita. Lantas bagaimanakah nasib janji dan doa yang tak menghadirkan hati?
0 komentar:
Post a Comment