Kekayaan Jiwa

Tafakur

“Kekayaan itu bukanlah karena mempunyai banyak harta tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan jiwa” (HR. Muslim).

Betapa banyak di antara kita yang merasa tidak cukup dengan rezeki yang diperoleh, walaupun banyak. Sebaliknya, sebahagian orang merasa cukup dan tercukupi kebutuhannya walaupun rezeki yang diperoleh tak banyak. Itulah di antara pertanda adanya berkah.

Ada yang memaknakan berkah sebagai nikmat atau kebaikan yang bertambah. Kiranya, hadirnya rasa cukup dan kepuasan hati adalah wujud dari suatu kenikmatan besar dalam hidup ini. Itulah orang yang kaya hati. Berbeda dengan perasaan selalu tak cukup, yang sering memacu kegundahan hati yang tentunya amat menyiksa dalam jangka waktu yang lama. Hati terus meronta, sehingga berpeluang mengambil yang bukan hak.

Karena itu, mengajak diri untuk merasa cukup dengan apa yang mampu diperoleh secara halal, amatlah penting. Tentunya itu tak mudah, bila kekayaan masih dimaknakan sebatas harta benda. Bila mengikuti Rasulullah SAW, kekayaan jiwa lebih utama