Wallahu A’lam

Tafakur

Katakanlah: ‘Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan antaramu. Dia mengetahui apa yang di langit dan di bumi” (QS. Al Ankabut: 52).

Kita sepatutnya selalu bersandar kepada Allah, termasuk dalam mengemukakan pendapat tentang sesuatu pengetahuan. Wallahu a’lam, Allah lah yang lebih tahu yang sesungguhnya. Sedangkan kita memiliki keterbatasan pengetahuan walaupun telah berpendidikan tinggi atau menyandang gelar ulama atau guru besar.

Jika mau bersandar kepada Allah, tak akan sombong dan mengedepankan kekerasan terhadap seseorang hamba hanya karena adanya sedikit perbedaan dalam berpendapat. Setiap perbedaan pendapat yang disikapi dengan landasan bahwa setiap diri punya keterbatasan pengetahuan, akan lebih mencerminkan sikap rendah hati, terbuka untuk bermusyawarah, dan beradab dalam mengemukakan alasan. Dengan cara demikian, akan tercipta keharmonisan.

Hal ini penting demi menjaga kedamaian dalam menjalani hidup dengan di muka bumi ini. Menjaga kedamaian dengan sesama merupakan wujud dari upaya mencari ridha Allah.

Apalagi Allah telah memastikan bahwa manusia tidak diberi pengetahuan melainkan sedikit saja. Dengan pengetahuan yang sedikit itu diharapkan kita sebagai hamba hamba Allah diharapkan untuk mau berbagi dengan sesama. Dengan berbagi akan bertambah tambah ilmu pengetahuan dan pencerahan, karena terjadi interaksi antara orang orang yang sedang berusaha mencari pengetahuan yang Allah tebarkan di dunia ini. Wallahu a’lam bish shawabi.