Banjir Dosa

Tafakur

“(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yg tidak kamu ketahui sedikit juga dan kamu menganggapnya suatu yg ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar” (QS. An Nur: 15).

Umumnya disebut “banjir”, bila sesuatu itu sudah berlebihan jumlahnya dari yang diharapkan, yang berdampak tak baik terhadap kehidupan. Seperti air dan buah-buahan yang berlebihan dari yang diharapkan. Namun sebenarnya tak sebatas itu, kata-kata yang berlebihan bisa disebut banjir yang juga berdampak buruk.

Apalagi umumnya, semakin banyak berkata-kata, semakin besar kemungkinan salahnya. Karena itu, sungguh indah pesan Rasulullah SAW agar kita berkata-kata yang baik-baik dan bermanfaat saja. Jika tidak, sebaiknya menahan diri dari berkata-kata atau diam saja.

Pesan Rasul itu menandakan bahwa kita perlu berpikir jernih terlebih dahulu, sehingga menjadi selektif sebelum mengeluarkan kata-kata. Apalagi di era yang sudah banyak media sosial, siapa saja bisa mengeluarkan kata-kata atau menyampaikan kepada orang banyak, walaupun belum tentu kebenarannya. Bayangkan bila itu suatu fitnah, sehingga dampak buruknya akan mengenai orang lain. Akibatnya, pembuat dan penyebar fitnah, apalagi beramai-ramai, akan kebanjiran dosa.